Haus memang merupakan tanda-tanda tubuh kekurangan cairan sehingga dapat
menjadi pengingat untuk minum. Namun sebenarnya, minum perlu dilakukan
bahkan sebelum tubuh merasa haus.
Pakar fisiologi dari Universitas Arkansas dr Stavros Kavouras
mengatakan, haus merupakan pertanda awal tubuh mengalami dehidrasi. Haus
terjadi di saat tubuh mulai kehilangan 1-3 persen berat badannya karena
menurunnya kadar air dalam tubuhnya.
"Dehidrasi ringan sudah dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi.
Maka janganlah tunggu hingga tubuh mengalami dehidrasi untuk minum,"
ucapnya dalam Inagurasi dan Konferensi Pers Indonesian Hydration Working
Group (IHWG), Kamis (10/10/2013) di Jakarta.
Air, kata dia, merupakan kebutuhan gizi makro yang dibutuhkan dalam
jumlah besar. Untuk orang dewasa sehat, kebutuhan air bisa mencapai
2000-2500 mL per harinya.
Pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr
Inge Permadhi, Sp.GK mengatakan, jumlah kebutuhan air tersebut dapat
dipenuhi dengan minum air ataupun mengonsumsi makanan yang mengandung
air.
"Biasanya dengan minum air kita bisa mencukupi 1500-1800 mL, dan dari makanan bisa 500-800 mL," katanya Humas IHWG ini.
Inge menyarankan, untuk mencapai jumlah kebutuhan air, seseorang perlu minum air setiap satu jam. Setiap mengeluarkannya melalui urin ataupun keringat, sebaiknya segera diganti dengan minum lagi.
Inge menyarankan, untuk mencapai jumlah kebutuhan air, seseorang perlu minum air setiap satu jam. Setiap mengeluarkannya melalui urin ataupun keringat, sebaiknya segera diganti dengan minum lagi.
Sementara itu, air juga dapat dipenuhi dari minuman-minuman lain
seperti teh, susu, jus buah, atau minuman-minuman dengan rasa lainnya.
Hanya saja, menurut Inge, minuman-minuman tersebut dapat "membebani"
tubuh karena kandungan gulanya.
"Minuman manis memang dapat membantu menghidrasi tubuh. Namun gula
yang dikandungnya dapat meningkatkan konsumsi gula sehari-sehari,"
tegasnya.
Konsumsi gula berlebihan diketahui berperan dalam peningkatan risiko
penyakit-penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus atau penyakit
jantung. Ini karena gula bersifat toksik dan mempercepat penuaan sel.
Maka Kementerian Kesehatan merekomendasikan untuk membatasi konsumsi
gula tidak lebih dari 2,5 sendok makan per hari.
Sumber: health.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar