Jangan Biarkan Sulit Tidur Mengganggu Hidup Kita

 on Selasa, 23 September 2014  

Jangan Biarkan Sulit Tidur Mengganggu Hidup Kita
Pagi tadi saya mendapatkan BBM dari pasien saya yang berasal dari salah satu daerah di Jawa Tengah. Dia mengatakan bahwa sudah 25 hari ini dia bisa tidur tanpa obat sama sekali. Saya tentunya senang mendengar kabar yang menggembirakan ini. Hasil pengobatan sejak Maret 2014 akhirnya mendapatkan akhir yang menggembirakan. Saya sedikit akan menceritakan kisah pasien pada artikel di bawah ini.

Pasien seorang wanita usia 30-an, menikah dan telah mempunyai putra. Waktu pertama kali datang ke Klinik Psikosomatik RS OMNI pasien mengeluhkan kesulitan tidur yang sudah terjadi beberapa bulan. Pasien telah ke dokter spesialis non-psikiatri sebelumnya dan diberikan alprazolam. 

Karena kekhawatiran akan ketergantungan pasien akhirnya mencoba mencari beberapa artikel terkait dengan alprazolam. Pasien akhirnya membaca salah satu tulisan saya tentang peran alprazolam dalam pengobatan yang sering kali salah alamat. Tulisan itu yang akhirnya membawa pasien ke klinik saya.

Dalam wawancara psikiatrik yang dilakukan saat itu terlihat bahwa keluhan sulit tidur pasien adalah kesulitan memulai tidur (inisiasi tidur). Lebih jauh pasien mengatakan selama ini memang sering kali tidurnya tidak mengikuti pola yang teratur. Kadang bisa sampai pagi tidak tidur karena ada urusan atau kesibukan di malam hingga dini hari.

Saat gangguan tidur yang berhubungan dengan pola perilaku tidur dan kesulitan memulai tidur, saya biasanya menggunakan antidepresan tertentu yang mempunyai efek untuk memperbaiki irama sirkadian tidur sekaligus mempunyai efek anticemas dan antidepresi. Selain itu antiinsomnia golongan non- benzodiazepine biasanya dipilih untuk mengatasi masalah kesulitan mulainya tidur.

Terapi dengan cara seperti ini tentunya tidak langsung mendapatkan hasil segera. Pasien memulai terapi bulan Maret 2014. Setelah dua bulan memakai antidepresan dan antiinsomnia secara berbarengan, akhirnya pasien bisa melepaskan obat antiinsomnia dan hanya menggunakan antidepresan saja. Selanjutnya antidepresan dikurangi setengahnya sampai akhirnya pasien bisa tidur tanpa obat sama sekali di awal Agustus. Itu artinya butuh sekitar 5 bulan untuk terapi sulit tidur ini.

Obati Insomnia

Dalam keseharian praktek saya sering mendapatkan kasus-kasus seperti cerita pasien di atas. Pasien biasanya pernah mencoba menggunakan obat anti insomnia baik yang dibeli sendiri atau dengan petunjuk dokter. Sayangnya sering kali pasien dan kebanyakan dokter non-psikiater hanya fokus pada bagaimana bisa mendapatkan tidurnya segera tanpa memikirkan apa dasar sulit tidurnya tersebut.

Inilah yang membuat kebanyakan kasus sulit tidur lebih mengutamakan penggunaan antiinsomnia golongan benzodiazepine yang biasanya bersifat hipnotik (membuat tidur) dan sedative (meredakan cemas). Pada beberapa kasus memang kadang diperlukan demikian tapi sebisa mungkin jangan menggunakan antiinsomnia yang bekerja pendek tapi usahakan menggunakan antiinsomnia yang bekerja panjang. Pemilihan obat antiinsomnia ini tentunya akan lebih mudah jika pasien berobat ke psikiater untuk gangguan tidurnya.

Jangan pernah lupa bahwa gangguan tidur biasanya merupakan manifestasi gangguan jiwa yang banyak jenisnya. Gangguan depresi, gangguan bipolar, gangguan cemas, demensia, skizofrenia, masalah penggunaan zat adalah beberapa masalah gangguan jiwa yang mempunyai gejala sulit tidur. Tanpa mengobati dasar gangguan tidurnya, maka biasanya hasil yang didapatkan saat terapi kurang baik. Apalagi jika hanya mengandalkan pengobatan untuk gejala sulit tidurnya saja tanpa memperhatikan masalah dasar gangguan jiwanya.

Hal penting adalah praktisi kesehatan harus mempunyai dasar ilmu yang baik untuk mengobati kesulitan tidur pada pasien. Jangan mudah memberikan obat yang sebenarnya tidak ditujukan untuk pengobatan sulit tidur. Kebanyakan dokter mengenal alprazolam sebagai obat untuk tidur yang poten. 

Sayangnya sebenarnya obat alprazolam lebih ditujukan untuk pengobatan gangguan cemas khususnya gangguan panik. Pengunaannya pun biasanya tidak boleh melebihi 4 minggu. Jika digunakan lebih dari itu, pasien harus dalam pengawasan dokter ahli dalam hal ini psikiater yang akan mengawasi ketat agar tidak terjadi ketergantungan dan toleransi obat.

Orang dengan gangguan tidur juga jangan sembarangan meminum obat tanpa pengawasan dokter. Banyak ditemukan dalam praktek pasien mencoba-coba anti insomnia yang diberikan oleh temannya. Padahal tiap kasus gangguan tidur itu tidak sama untuk setiap orang. Berkunjunglah ke dokter jika mengalami masalah tidur yang mengganggu fungsi pribadi dan sosial. Jika ke dokter umum tidak bisa memberikan solusi yang baik, mungkin ada baiknya berobat ke dokter jiwa/psikiater. Semoga tulisan ini berguna. 

Salam Sehat Jiwa.

Sumber: health.kompas.com
Jangan Biarkan Sulit Tidur Mengganggu Hidup Kita 4.5 5 Admin Selasa, 23 September 2014 Pagi tadi saya mendapatkan BBM dari pasien saya yang berasal dari salah satu daerah di Jawa Tengah. Dia mengatakan bahwa sudah 25 hari in...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Lain

Total Tayangan Halaman

Translate

Blog Archive