Untuk
memperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, setiap anak-anak
perlu mendapatkan gizi yang cukup dan seimbang. Tidak hanya berdampak
jangka pendek, kurang gizi pun dapat berdampak panjang, bahkan hingga
dewasa.
Sebuah studi baru yang dipublikasi dalam jurnal Hypertension mengungkap, orang dewasa yang semasa kecilnya dulu kurang gizi cenderung memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi. Ini karena mereka umumnya menderita tekanan darah yang tinggi dan perkembangan jantung yang tidak optimal.
Terrence Forrester, ketua studi mengatakan, nutrisi sangat dibutuhkan di masa pertumbuhan. Jika tidak dipenuhi maka seseorang berpotensi mengalami ketidaksempurnaan pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki.
"Kurang gizi memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap anatomi jantung dan aliran darah di masa depan," ujarnya.
Forrester dan timnya membandingkan kesehatan dari 116 orang dewasa yang pernah mengalami kurang gizi di Jamaika dengan 45 pria dan wanita yang tak pernah mengalaminya. Saat studi berlangsung, rata-rata peserta berusia 20 hingga 30an. Mereka menjalani pemeriksaan ekokardiogram untuk mengevaluasi fungsi jantung mereka. Peneliti juga mengukur tinggi dan berat badan, serta tekanan darah peserta.
Orang dewasa yang pernah mengalami kurang gizi selama anak-anak lebih mungkin memiliki tekanan darah diastol yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mengalaminya. Darah mereka juga cenderung sulit untuk mengalir di pembuluh darah yang kecil dan jantung mereka pun tidak efisien dalam memompa darah.
"Mereka yang pernah mengalami malnutrisi dikhawatirkan akan megalami risiko hipertensi yang lebih tinggi di kemudian hari," ujar Forrester.
Maka pemberian nutrisi yang tepat dan seimbang pada anak-anak, lanjut dia, merupakan salah satu bentuk investasi kesehatan, khususnya dalam mencegah penyakit kronik seperti penyakit jantung dan penyakit metabolik lainnya yang memakan banyak biaya yang tidak sedikit.
Sebuah studi baru yang dipublikasi dalam jurnal Hypertension mengungkap, orang dewasa yang semasa kecilnya dulu kurang gizi cenderung memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi. Ini karena mereka umumnya menderita tekanan darah yang tinggi dan perkembangan jantung yang tidak optimal.
Terrence Forrester, ketua studi mengatakan, nutrisi sangat dibutuhkan di masa pertumbuhan. Jika tidak dipenuhi maka seseorang berpotensi mengalami ketidaksempurnaan pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki.
"Kurang gizi memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap anatomi jantung dan aliran darah di masa depan," ujarnya.
Forrester dan timnya membandingkan kesehatan dari 116 orang dewasa yang pernah mengalami kurang gizi di Jamaika dengan 45 pria dan wanita yang tak pernah mengalaminya. Saat studi berlangsung, rata-rata peserta berusia 20 hingga 30an. Mereka menjalani pemeriksaan ekokardiogram untuk mengevaluasi fungsi jantung mereka. Peneliti juga mengukur tinggi dan berat badan, serta tekanan darah peserta.
Orang dewasa yang pernah mengalami kurang gizi selama anak-anak lebih mungkin memiliki tekanan darah diastol yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mengalaminya. Darah mereka juga cenderung sulit untuk mengalir di pembuluh darah yang kecil dan jantung mereka pun tidak efisien dalam memompa darah.
"Mereka yang pernah mengalami malnutrisi dikhawatirkan akan megalami risiko hipertensi yang lebih tinggi di kemudian hari," ujar Forrester.
Maka pemberian nutrisi yang tepat dan seimbang pada anak-anak, lanjut dia, merupakan salah satu bentuk investasi kesehatan, khususnya dalam mencegah penyakit kronik seperti penyakit jantung dan penyakit metabolik lainnya yang memakan banyak biaya yang tidak sedikit.
Sumber: health.kompas.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar